Hubungan Inggris dan Prancis yang merupakan negara-negara tulang punggung NATO membuat strategi baru dalam menentukan masa depan NATO dan Eropa Barat. Kedua negara ini menjadi poros kekuatan di Eropa. Itu ditegaskan kedua politisi di awal lawatan dua hari Sarkozy ke Inggris.
Presiden Prancis Sarkocy mendesak agar Inggris dan Prancis melupakan persaingan yang mewarnai hubungan kedua negara untuk membangun masa depan bersama. Ini tak berarti Inggris dan Prancis harus selalu sepaham, kata Nicolas Sarkozy. Dalam wawancara dengan stasiun siaran Inggris BBC, Presiden Sarkozy menegaskan:
“Prancis dan Inggris tak selalu sama, kita memiliki sejumlah perbedaan. Tapi, seperti yang dikatakan Ratu Inggris: hiduplah perbedaan itu! Tapi itu bukan berarti kita harus memilih antara NATO dan suatu pola pertahanan Eropa. Kita tetap butuh keduanya, jadi mengapa kita tak bekerja sama saja? Dengan kerja sama berdasar persaudaraan antar Inggris dan Prancis.”
Sementara Sarkozy mendengung-dengungkan kedekatan antar Inggris dan Prancis, Perdana Menteri Inggris Gordon Brown bersikap lebih netral.
Beberapa sektor yang menjadi isu kerjasama kedua negara yaitu sektor energi, imigrasi, pertahanan dan keamanan. Bagi Sarkozy, kerja sama antar Paris dan London dalam kebijakan ekonomi dan masalah keuangan tak hanya mempererat hubungan bilateral kedua negara, tapi juga menguatkan posisi keduanya di Uni Eropa. Tanpa Inggris, demikian ditegaskan Sarkozy, Eropa yang kaya, demokratis dan efisien tidak dapat dibangun.
Tapi di sinilah letak perbedaan mendasar antar Inggris dan Prancis. Paris condong mengawasi kebijakan keuangan di Prancis. Sementara Perdana Menteri Inggris Gordon Brown dengan tegas menolak sikap proteksionisme berlebihan.
Dalam pidatonya di depan Parlemen Inggris, Presiden Sarkozy juga mengangkat soal pasukan internasional di Afghanistan. Ia menyatakan akan mengusulkan penguatan komitmen Prancis di Afghanistan dalam pertemuan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Bukarest, pekan depan. Sarkozy menandaskan, pasukan internasional tidak boleh kalah di Afghanistan, walau harga yang harus dibayar sangat tinggi dan kemenangan sulit diraih
Filed under: Internasional | 2 Comments »